Kepercayaan Diri
PENDAHULUAN
Makhluk hidup yang ada di dunia ini hidup
dengan berbagai permasalahannya, khususnya sebagai makhluk sosial yang selalu
membutuhkan kehadiran orang lain untuk menjalankan roda kehidupannya. Sejak
dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya (Gerungan, 1996; 24). Terutama pada masa remaja
yang merupakan masa peralihan yaitu antara masa anak-anak ke masa dewasa.Pada
saat inilah individu itu mengalami pertumbuhan yang cepat, baik dari segi fisik
maupun psikologis.Mereka juga bukan lagi sebagai kanak-kanak, dalam arti luas
ditinjau dari segi postur fisik, sikap dan prilakunya, namun mereka juga belum
dapat dikatakan dewasa.Bilamana anak memasuki masa remaja, mereka tidak
menyadari bahwa suatu tahap perkembanggan baru telah dimasukinya.Perubahan yang
paling menyolok dan mudah diamati adalah perubahan fisiknya.Anak yang telah
mengijak masa remaja biasanya kurang menyadari perkembangan fisik yang
dialaminya. Pada umumnya remaja diharapkan mampu untuk bersikap, berpikir,dan
bertingkah laku yang sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Sehingga remaja
memikul tugas dan tanggungjawab yang disebut sebagai tugas-tugas perkembangan,
antara lain mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya baik dengan
pria maupun wanita ( Hurlock, 1999: 209 ).
Pada remaja yang tidak berhasil menguasai tugas
perkembangannya, tidak dapat memenuhi harapan-harapan tersebut, maka dapat
menimbulkan akibat yang kurang baik dalam perkembangan kepribadian remaja
tersebut. Remaja sebagai mahluk sosial yang hidup berkelompok diharapkan dapat
berinteraksi dengan yang lain agar dapat dikatakan sebagai individu yang dapat
menyesuaikan diri dengan baik sesuai dengan tahap perkembangan dan usianya.
Maka mereka akan cenderung menjadi remaja yang mudah bergaul, lebih hangat, dan
terbuka menghadapi orang lain dalam situasi apapun. Dimana dengan tahap
perkembangan yang baik remaja akan cenderungan menjadi individu yang mudah
bergaul dengan memiliki rasa percaya diri dan sikap terbuka dalam kehidupan
sosialnya.
Sedangkan Pfeiffer ( dalam Hurlock, 1999:211 )
mengatakan bahwa pada masa remaja akan muncul keprihatinan perubahan fisiknya.
Dia mengatakan bahwa hanya sedikit remaja yang mengalami karteksis atau merasa
puas dengan bentuk tubuhnya.Ketidakpuasan hanya dialami beberapa bagian tubuh
tertentu dan hal ini kebayakan dialami oleh remaja yang memiliki kurang rasa
percaya diri.Kegagalan mengalami karteksis tubuh menjadi salah satu penyebab
timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurang harga diri dan percaya diri
selama masa remaja. Sesuai dengan yang telah dilakukan sejumlah peneliti (dalam
Santrock, 2003: 336-338) yang telah menemukan bahwa penampilan fisik merupakan
suatu kontribusi yang sangat berpengaruh pada rasa percaya diri ( Adam,dkk). Sebagai
contoh adalah pada penelitian Harter (1989).
Penampilan fisik secara konsisten berkorelasi
paling kuat dengan rasa percaya diri secara umum, yang kemudian diikuti oleh
penerimaan sosial teman sebaya. Pemahaman tentang hakikat percaya diri akan
lebih jelas jika seseorang melihat secara langsung berbagai peristiwa yang
dialami oleh diri sendiri atau orang lain. Berdasarkan berbagai peristiwa atau
pengalaman tadi, bisa dilihat gejala-gejala tingkah laku seseorang yang
menggambarkan adanyarasapercayadiriatautidak (Hakim, 2002:2).
Menurut Tina Afiatin dan Sri Mulyani.M
(1998:66) Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi
penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Tina Afiatin dan Sri
Mulyani.M, mengambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri
ciri-cirinya: individu merasa yakin terhadap tindakan yang dilakukan, individu
merasa diterima oleh kelompoknya, dan individu percaya sekali terhadap dirinya
serta memiliki ketenangan sikap. Individu yang memiliki rasa percaya diri dalam
lingkungan sosial selalu bersifat terbuka, terus-terang, berani mengambil
tantangan dan berani menjelaskan ide-ide ataupun pilihan-pilihannya.Rasa
percaya diri dapat berkembang baik sesuai porsinya jika remaja dapat
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik, dimana salah satu tugas
perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan
penyesuaian sosial.Remaja harus menyesuaiakan diri dengan lawan jenis dalam
hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaiakan dengan orang
dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah.Yang terpenting dan tersulit
adalah penyesuaian sosial dengan meningkatkannya pengaruh kelompok teman
sebaya, perubahan dalam prilaku sosial, pengelompokkan sosial yang baru,
nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai dalam dukungan dan
penolakan sosial.
Penyesuaian sosial menurut Hurlock (1978:287)
merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain
pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Sesuai dengan hasil
pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti remaja memiliki permasalahan
dengan kepercayaan dirinya dalam melakukan penyesuaian sosial di lingkungan
sosialnya yang disebabkan oleh beberapa hal misalnya pembentukan konsep diri yang
kurang dalam perubahan fisik dan perannya dalam lingkungan sosial yang lebih
besar. Dari semua perubahan yang terjadi dalam sikap dan prilaku sosial akan
memberikan kesempatan pada remaja untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan
sosial, sehingga penyesuaian diri dalam situasi sosial bertambah baik. Dengan
demikian remaja memiliki kepercayaan diri yang dapat diungkapkan melalui sikap
yang tenang dan simbang dalam situasi sosial (Hurlock, 1999: 213-214).
Tetapi apabila dalam lingkungan sosialnya
remaja mengalami perasaan rendah diri dan terasing maka akan berpeluang untuk
mengalami gangguan kepribadian dibandingkan remaja yang diterima secara sosial.
Dengan adanya konsep diri yang tidak menyenangkan ini akan menimbulkan
penyesuaian diri yang buruk dan hubungan sosial yang tidak memuaskan, disamping
itu akan merusak rasa percaya diri dan harga diri si anak (Hurlock, 1978: 297).
Remaja akan diterima baik ditengah-tengah pergaulannya, apabila remaja mampu
menyelaraskan dirinya dengan norma-norma dan aturan yang berlaku
dilingkungannya. Sebaliknya, penolakan akan dilakukan apabila remaja menentang
atau tidak mampu mengadakan penyesuaian tersebut. Maka penyesuaian sosial dari
orang lain akan membuat remaja lebih dapat melalui periode masa
perkembangannya, mengembangkan potensinya serta kemampuan sosialnya tanpa
merasa rendah diri karena kekurangan yang dimilikinya. Penyesuaian sosial
menurut Hurlock (1978:287) merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan
diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya.
TUJUAN
1.
Memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
2.
Selalu berfikiran positif dan realistis
3.
Mengembangkan potensi serta kemampuan
sosial yang dimiliki
4.
Dapat bersosialisasi dengan baik dan
tidak terasingkan dari khalayak.
MATERI
Percaya diri merupakan
salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang
yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki
pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka
tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah
Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau
psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk
berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki
konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering
menutup diri.
Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait
dengan persoalan kepercayaan diri yaitu ada empat macam, yaitu :
1.
Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda
secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan,
bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2.
Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif
terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai
atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang
bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda.
3.
Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas
kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani
persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general
self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang
anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific
self-efficacy.
4.
Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan
terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan
adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari
self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005)
Berdasarkan itu semua, dapat diambil kesimpulan bahwa kepercayaan diri
adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat
mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada
kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di
dalam hidupnya.
Ciri-ciri Percaya Diri
Menurut Anita Lie (2003:4) menyatakan ada beberapa ciri-ciri perilaku
yang mencerminkan percaya diri:
1.
Yakin pada diri sendiri
2.
Tidak bergantung kepada orang lain
3.
Tidak ragu-ragu
4.
Merasa diri berharga
5.
Tidak menyombongkan diri
6.
Memiliki keberanian untuk bertindak
7.
Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri
sendiri dan orang lain
Orang yang memiliki percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau
pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik atau setidaknya
memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas tersebut. Orang
yang percaya diri mempunyai keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan
prestasinya sendiri. Selanjutnya orang yang percaya diri juga akan dipercaya
oleh orang lain.
Timbulnya rasa percaya diri
Percaya diri adalah
modal dasar seorang anak dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Ketika baru
dilahirkan, seorang anak sangat bergantung pada orang dewasa dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam proses selanjutnya anak berhasi bertahan hidup dan
makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan
pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Kehidupan keluarga
yang hangat dan hubungan antar keluarga yang erat akan memberikan rasa
aman. Selanjutnya rasa aman ini memungkinkan anak memperoleh modal dasar
percaya diri dan mengembangkan modal dasar ini. Dengan percaya diri, anak
akhirnya menjadi pribadi yang sehat dan mandiri.
Tujuan percaya diri
Percaya diri bertujuan
agar anak tumbuh dalam pengalaman dan kemampuan yang akhirnya menjadi
pribadi yang sehat dan mandiri. Dalam suatu proses anak makin meningkatkan
berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan pada orang dewasa atau orang
lain dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Dengan mandiri anak akan tumbuh menjadi
dewasa dan bertanggung jawa. Mandiri dan bertanggung jawab adalah perilaku yang
menentukan bagaimana kita beraksi terhadap situasi setiap hari yang memerlukan
beberapa jenis keputusan bersifat moral.
Masalah Percaya Diri
Ketika kepercayaan diri
dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan
rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap
sebagai berikut :
1.
Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang
diperjuangkan secara sungguh-sungguh.
2.
Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive
(ngambang)
3.
Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah
atau kesulitan
4.
Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau
setengah-setengah
5.
Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau
tanggung jawab (tidak optimal)
6.
Canggung dalam menghadapi orang
7.
Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan
kemampuan mendengarkan yang meyakinkan
8.
Sering memiliki harapan yang tidak realistis
9.
Terlalu perfeksionis
10. Terlalu
sensitif (perasa)
Bagi sebagian kita
yang punya masalah seputar rendahnya kepercayaan-diri atau merasa telah
kehilangan kepercayaan diri, mungkin bisa menjadikan langkah-langkah berikut
ini sebagai proses latihan:
1.Menciptakan definisi diri positif
Steve Chandler mengatakan, “Cara terbaik untuk mengubah sistem keyakinanmu adalah mengubah definisi dirimu.” Bagaimana menciptkan definisi diri positif. Di antara cara yang bisa kita lakukan adalah:
o Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri / membuat opini yang positif tentang diri sendiri. Positif di sini artinya yang bisa mendorong atau yang bisa membangun, bukan yang merusak atau yang menghancurkan.
o Belajar melihat bagian-bagian positif / kelebihan / kekuatan yang kita miliki
o Membuka dialog dengan diri sendiri tentang hal-hal positif yang bisa kita lakukan, dari mulai yang paling kecil dan dari mulai yang bisa kita lakukan hari ini.
1.Menciptakan definisi diri positif
Steve Chandler mengatakan, “Cara terbaik untuk mengubah sistem keyakinanmu adalah mengubah definisi dirimu.” Bagaimana menciptkan definisi diri positif. Di antara cara yang bisa kita lakukan adalah:
o Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri / membuat opini yang positif tentang diri sendiri. Positif di sini artinya yang bisa mendorong atau yang bisa membangun, bukan yang merusak atau yang menghancurkan.
o Belajar melihat bagian-bagian positif / kelebihan / kekuatan yang kita miliki
o Membuka dialog dengan diri sendiri tentang hal-hal positif yang bisa kita lakukan, dari mulai yang paling kecil dan dari mulai yang bisa kita lakukan hari ini.
Selain itu, yang perlu dilakukan adalah menghentikan opini diri negatif yang muncul, seperti misalnya saya tidak punya kelebihan apa-apa, hidup saya tidak berharga, saya hanya beban masyarakat, dan seterusnya.Setelah kita menghentikan, tugas kita adalah menggantinya dengan yang positif, konstruktif dan motivatif.Ini hanya syarat awal dan tidak cukup untuk membangun kepercayaan diri.
2.Memperjuangkan keinginan yang positif
Selanjutnya adalah merumuskan program / agenda perbaikan diri. Ini bisa berbentuk misalnya memiliki target baru yang hendak kita wujudkan atau merumuskan langkah-langkah positif yang hendak kita lakukan. Entah itu besar atau kecil, intinya harus ada perubahan atau peningkatan ke arah yang lebih positif.Semakin banyak hal-hal positif (target, tujuan atau keinginan) yang sanggup kita wujudkan, semakin kuatlah pede kita. Kita perlu ingat bahwa pada akhirnya kita hanya akan menjadi lebih baik dengan cara melakukan sesuatu yang baik buat kita. Titik.Tidak ada yang bisa mengganti prinsip ini.
3.Mengatasi masalah secara positif
Pede juga bisa diperkuat dengan cara memberikan bukti kepada diri sendiri bahwa kita ternyata berhasil mengatasi masalah yang menimpa kita. Semakin banyak masalah yang sanggup kita selesaikan, semakin kuatlah pede. Lama kelamaan kita menjadi orang yang tidak mudah minder ketika menghadapi masalah. Karena itu ada yang mengingatkan, begitu kita sudah terbiasa menggunakan jurus pasrah atau kalah, ini nanti akan menjadi kebiasaan yang membuat kita seringkali bermasalah.
4.Memiliki dasar keputusan yang positif.
Kalau dibaca dari praktek hidup secara keseluruhan, memang tidak ada orang yang selalu yakin atas kemampuannya dalam menghadapi masalah atau dalam mewujudkan keinginan.Orang yang sekelas Mahatma Gandhi saja sempat goyah ketika tiba-tiba realitas berubah secara tak terduga-duga. Tapi, Gandhi punya cara yang bisa kita tiru: “Ketika saya putus asa maka saya selalu ingat bahwa sepanjang sejarah, jalan yang ditempuh dengan kebenaran dan cinta selalu menang. Ada beberapa tirani dan pembunuhan yang sepintas sepertinya menang tetapi akhirnya kalah.Pikirkan ucapan saya ini, SELALU”.Artinya, kepercayaan Gandhi tumbuh lagi setelah mengingat bahwa langkahnya sudah dilandasi oleh prinsip-prinsip yang benar.
KESIMPULAN
Pada dasarnya setiap orang yang dilahirkan
memiliki potensi yang unik dan mereka lebih tertarik pada dirinya sendiri hanya
saja sebagai manusia terkadang dalam menjalani hidup ini sering tidak
terpikirkan bahwa mereka terlahir dengan kepribadian dan potensi yang besar
melebihi apa yang mereka pikirkan.
Berbicara tentang bagaimana cara meningkatkan percaya diri tentunya sangat berkaitan dengan cara
berpikir dan bagaimana mengenali diri kita dengan baik, maka langkah awal yang
sudah sepatutnya kita lakukan adalah mengarahkan pikiran kita agar selalu
berpikir positif terutama dalam hal penilaian terhadap diri sendiri.
Bagi Orang yang memiliki self esteem dan rasa percaya diri yang baik mereka memiliki
kecenderungan untuk selalu melihat hal-hal positif yang melekat pada dirinya
sendiri dan tidak menjadikan kelemahan-kelemahan yang dimiliki sebagai
penghalang dalam mencapai sebuah tujuan karena mereka memiliki kepribadian yang
tangguh dan mempunyai pandangan yang sangat jelas mengenai tujuan hidup dan
jati diri mereka.
Rasa percaya diri inilah yang dimiliki oleh
orang-orang sukses dan menjadi ciri khas mereka. Mereka sungguh-sungguh paham
dengan potensi dan kemampuan yang mereka miliki sehingga ketika sedang
berhadapan dengan sebuah masalah mereka dapat melaluinya dengan baik meskipun
dalam prosesnya mereka menemui berbagai kegagalan dan disaat mengalami
kegagalan mereka selalu berhasil membangun rasa
percaya diri untuk selalu
bangkit . Rasa inilah yang selalu dimiliki oleh orang-orang sukses dan
menjadi ciri khas mereka. Mereka sungguh-sungguh paham dengan potensi dan
kemampuan yang mereka miliki sehingga ketika sedang berhadapan dengan sebuah
masalah mereka dapat melaluinya dengan baik meskipun dalam prosesnya mereka
menemui berbagai kegagalan dan disaat mengalami kegagalan mereka selalu
berhasil membangun rasa percaya diri untuk selalu bangkit.
DAFTAR
PUSTAKA
Hadari Nawawi..Administrasi Personel untuk Peningkatan Produktivitas Kerja.Jakarta
: Masagung, 1992
Milton R. Charles..Human Behaviour in Organizatiaons, three levels of Behaviour New
Jersey, Prentice Inc. 1981
Tidak ada komentar:
Posting Komentar