Kamis, 31 Mei 2012

tugas uas kewirausahaan

Kepercayaan Diri
PENDAHULUAN
Makhluk hidup yang ada di dunia ini hidup dengan berbagai permasalahannya, khususnya sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk menjalankan roda kehidupannya. Sejak dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya (Gerungan, 1996; 24). Terutama pada masa remaja yang merupakan masa peralihan yaitu antara masa anak-anak ke masa dewasa.Pada saat inilah individu itu mengalami pertumbuhan yang cepat, baik dari segi fisik maupun psikologis.Mereka juga bukan lagi sebagai kanak-kanak, dalam arti luas ditinjau dari segi postur fisik, sikap dan prilakunya, namun mereka juga belum dapat dikatakan dewasa.Bilamana anak memasuki masa remaja, mereka tidak menyadari bahwa suatu tahap perkembanggan baru telah dimasukinya.Perubahan yang paling menyolok dan mudah diamati adalah perubahan fisiknya.Anak yang telah mengijak masa remaja biasanya kurang menyadari perkembangan fisik yang dialaminya. Pada umumnya remaja diharapkan mampu untuk bersikap, berpikir,dan bertingkah laku yang sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Sehingga remaja memikul tugas dan tanggungjawab yang disebut sebagai tugas-tugas perkembangan, antara lain mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya baik dengan pria maupun wanita ( Hurlock, 1999: 209 ).
Pada remaja yang tidak berhasil menguasai tugas perkembangannya, tidak dapat memenuhi harapan-harapan tersebut, maka dapat menimbulkan akibat yang kurang baik dalam perkembangan kepribadian remaja tersebut. Remaja sebagai mahluk sosial yang hidup berkelompok diharapkan dapat berinteraksi dengan yang lain agar dapat dikatakan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik sesuai dengan tahap perkembangan dan usianya. Maka mereka akan cenderung menjadi remaja yang mudah bergaul, lebih hangat, dan terbuka menghadapi orang lain dalam situasi apapun. Dimana dengan tahap perkembangan yang baik remaja akan cenderungan menjadi individu yang mudah bergaul dengan memiliki rasa percaya diri dan sikap terbuka dalam kehidupan sosialnya.
Sedangkan Pfeiffer ( dalam Hurlock, 1999:211 ) mengatakan bahwa pada masa remaja akan muncul keprihatinan perubahan fisiknya. Dia mengatakan bahwa hanya sedikit remaja yang mengalami karteksis atau merasa puas dengan bentuk tubuhnya.Ketidakpuasan hanya dialami beberapa bagian tubuh tertentu dan hal ini kebayakan dialami oleh remaja yang memiliki kurang rasa percaya diri.Kegagalan mengalami karteksis tubuh menjadi salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurang harga diri dan percaya diri selama masa remaja. Sesuai dengan yang telah dilakukan sejumlah peneliti (dalam Santrock, 2003: 336-338) yang telah menemukan bahwa penampilan fisik merupakan suatu kontribusi yang sangat berpengaruh pada rasa percaya diri ( Adam,dkk). Sebagai contoh adalah pada penelitian Harter (1989).
Penampilan fisik secara konsisten berkorelasi paling kuat dengan rasa percaya diri secara umum, yang kemudian diikuti oleh penerimaan sosial teman sebaya. Pemahaman tentang hakikat percaya diri akan lebih jelas jika seseorang melihat secara langsung berbagai peristiwa yang dialami oleh diri sendiri atau orang lain. Berdasarkan berbagai peristiwa atau pengalaman tadi, bisa dilihat gejala-gejala tingkah laku seseorang yang menggambarkan adanyarasapercayadiriatautidak (Hakim, 2002:2).
Menurut Tina Afiatin dan Sri Mulyani.M (1998:66) Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Tina Afiatin dan Sri Mulyani.M, mengambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri ciri-cirinya: individu merasa yakin terhadap tindakan yang dilakukan, individu merasa diterima oleh kelompoknya, dan individu percaya sekali terhadap dirinya serta memiliki ketenangan sikap. Individu yang memiliki rasa percaya diri dalam lingkungan sosial selalu bersifat terbuka, terus-terang, berani mengambil tantangan dan berani menjelaskan ide-ide ataupun pilihan-pilihannya.Rasa percaya diri dapat berkembang baik sesuai porsinya jika remaja dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik, dimana salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial.Remaja harus menyesuaiakan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaiakan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah.Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian sosial dengan meningkatkannya pengaruh kelompok teman sebaya, perubahan dalam prilaku sosial, pengelompokkan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai dalam dukungan dan penolakan sosial.
Penyesuaian sosial menurut Hurlock (1978:287) merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Sesuai dengan hasil pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti remaja memiliki permasalahan dengan kepercayaan dirinya dalam melakukan penyesuaian sosial di lingkungan sosialnya yang disebabkan oleh beberapa hal misalnya pembentukan konsep diri yang kurang dalam perubahan fisik dan perannya dalam lingkungan sosial yang lebih besar. Dari semua perubahan yang terjadi dalam sikap dan prilaku sosial akan memberikan kesempatan pada remaja untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial, sehingga penyesuaian diri dalam situasi sosial bertambah baik. Dengan demikian remaja memiliki kepercayaan diri yang dapat diungkapkan melalui sikap yang tenang dan simbang dalam situasi sosial (Hurlock, 1999: 213-214).
Tetapi apabila dalam lingkungan sosialnya remaja mengalami perasaan rendah diri dan terasing maka akan berpeluang untuk mengalami gangguan kepribadian dibandingkan remaja yang diterima secara sosial. Dengan adanya konsep diri yang tidak menyenangkan ini akan menimbulkan penyesuaian diri yang buruk dan hubungan sosial yang tidak memuaskan, disamping itu akan merusak rasa percaya diri dan harga diri si anak (Hurlock, 1978: 297). Remaja akan diterima baik ditengah-tengah pergaulannya, apabila remaja mampu menyelaraskan dirinya dengan norma-norma dan aturan yang berlaku dilingkungannya. Sebaliknya, penolakan akan dilakukan apabila remaja menentang atau tidak mampu mengadakan penyesuaian tersebut. Maka penyesuaian sosial dari orang lain akan membuat remaja lebih dapat melalui periode masa perkembangannya, mengembangkan potensinya serta kemampuan sosialnya tanpa merasa rendah diri karena kekurangan yang dimilikinya. Penyesuaian sosial menurut Hurlock (1978:287) merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya.

TUJUAN
1.      Memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
2.      Selalu berfikiran positif dan realistis
3.      Mengembangkan potensi serta kemampuan sosial yang dimiliki
4.      Dapat bersosialisasi dengan baik dan tidak terasingkan dari khalayak.

MATERI
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan kepercayaan diri yaitu ada empat macam, yaitu :
1.      Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2.      Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda.
3.      Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4.      Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005)
Berdasarkan itu semua, dapat diambil kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
Ciri-ciri Percaya Diri
Menurut Anita Lie (2003:4) menyatakan ada beberapa ciri-ciri perilaku yang mencerminkan percaya diri:
1.      Yakin pada diri sendiri
2.      Tidak bergantung kepada orang lain
3.      Tidak ragu-ragu
4.      Merasa diri berharga
5.      Tidak menyombongkan diri
6.      Memiliki keberanian untuk bertindak
7.      Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Orang yang memiliki percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik atau setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas tersebut. Orang yang percaya diri mempunyai keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya sendiri. Selanjutnya orang yang percaya diri juga akan dipercaya oleh orang lain.

Timbulnya rasa percaya diri
Percaya diri adalah modal dasar seorang anak dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Ketika baru dilahirkan, seorang anak sangat bergantung pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam proses selanjutnya anak berhasi bertahan hidup dan makin meningkatkan berbagai  kemampuan untuk mengurangi ketergantungan pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan sendiri.  Kehidupan keluarga yang hangat dan hubungan antar keluarga yang erat akan memberikan rasa  aman. Selanjutnya rasa aman ini memungkinkan anak memperoleh modal dasar percaya diri dan mengembangkan modal dasar ini. Dengan percaya diri, anak akhirnya menjadi pribadi yang sehat dan mandiri.

Tujuan percaya diri
Percaya diri bertujuan agar anak tumbuh dalam pengalaman dan kemampuan yang akhirnya menjadi  pribadi yang sehat dan mandiri. Dalam suatu proses anak makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan pada orang dewasa atau orang lain dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Dengan mandiri anak akan tumbuh menjadi dewasa dan bertanggung jawa. Mandiri dan bertanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita beraksi terhadap situasi setiap hari yang memerlukan beberapa jenis keputusan bersifat moral.

Masalah Percaya Diri
Ketika kepercayaan diri dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap
sebagai berikut :
1.      Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh.
2.      Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
3.      Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
4.      Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
5.      Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal)
6.      Canggung dalam menghadapi orang
7.      Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan
8.      Sering memiliki harapan yang tidak realistis
9.      Terlalu perfeksionis
10.  Terlalu sensitif (perasa)

Bagi sebagian kita yang punya masalah seputar rendahnya kepercayaan-diri atau merasa telah kehilangan kepercayaan diri, mungkin bisa menjadikan langkah-langkah berikut ini sebagai proses latihan:

1.Menciptakan definisi diri positif

Steve Chandler mengatakan, “Cara terbaik untuk mengubah sistem keyakinanmu adalah mengubah definisi dirimu.” Bagaimana menciptkan definisi diri positif. Di antara cara yang bisa kita lakukan adalah:

o Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri / membuat opini yang positif tentang diri sendiri. Positif di sini artinya yang bisa mendorong atau yang bisa membangun, bukan yang merusak atau yang menghancurkan.

o Belajar melihat bagian-bagian positif / kelebihan / kekuatan yang kita miliki

o Membuka dialog dengan diri sendiri tentang hal-hal positif yang bisa kita lakukan, dari mulai yang paling kecil dan dari mulai yang bisa kita lakukan hari ini.

Selain itu, yang perlu dilakukan adalah menghentikan opini diri negatif yang muncul, seperti misalnya saya tidak punya kelebihan apa-apa, hidup saya tidak berharga, saya hanya beban masyarakat, dan seterusnya.Setelah kita menghentikan, tugas kita adalah menggantinya dengan yang positif, konstruktif dan motivatif.Ini hanya syarat awal dan tidak cukup untuk membangun kepercayaan diri.

2.Memperjuangkan keinginan yang positif

Selanjutnya adalah merumuskan program / agenda perbaikan diri. Ini bisa berbentuk misalnya memiliki target baru yang hendak kita wujudkan atau merumuskan langkah-langkah positif yang hendak kita lakukan. Entah itu besar atau kecil, intinya harus ada perubahan atau peningkatan ke arah yang lebih positif.Semakin banyak hal-hal positif (target, tujuan atau keinginan) yang sanggup kita wujudkan, semakin kuatlah pede kita. Kita perlu ingat bahwa pada akhirnya kita hanya akan menjadi lebih baik dengan cara melakukan sesuatu yang baik buat kita. Titik.Tidak ada yang bisa mengganti prinsip ini.

3.Mengatasi masalah secara positif

Pede juga bisa diperkuat dengan cara memberikan bukti kepada diri sendiri bahwa kita ternyata berhasil mengatasi masalah yang menimpa kita. Semakin banyak masalah yang sanggup kita selesaikan, semakin kuatlah pede. Lama kelamaan kita menjadi orang yang tidak mudah minder ketika menghadapi masalah. Karena itu ada yang mengingatkan, begitu kita sudah terbiasa menggunakan jurus pasrah atau kalah, ini nanti akan menjadi kebiasaan yang membuat kita seringkali bermasalah.

4.Memiliki dasar keputusan yang positif.

Kalau dibaca dari praktek hidup secara keseluruhan, memang tidak ada orang yang selalu yakin atas kemampuannya dalam menghadapi masalah atau dalam mewujudkan keinginan.Orang yang sekelas Mahatma Gandhi saja sempat goyah ketika tiba-tiba realitas berubah secara tak terduga-duga. Tapi, Gandhi punya cara yang bisa kita tiru: “Ketika saya putus asa maka saya selalu ingat bahwa sepanjang sejarah, jalan yang ditempuh dengan kebenaran dan cinta selalu menang. Ada beberapa tirani dan pembunuhan yang sepintas sepertinya menang tetapi akhirnya kalah.Pikirkan ucapan saya ini, SELALU”.Artinya, kepercayaan Gandhi tumbuh lagi setelah mengingat bahwa langkahnya sudah dilandasi oleh prinsip-prinsip yang benar.

KESIMPULAN
Pada dasarnya setiap orang yang dilahirkan memiliki potensi yang unik dan mereka lebih tertarik pada dirinya sendiri hanya saja sebagai manusia terkadang dalam menjalani hidup ini sering tidak terpikirkan bahwa mereka terlahir dengan kepribadian dan potensi yang besar melebihi apa yang mereka pikirkan.
Berbicara tentang bagaimana cara meningkatkan percaya diri tentunya sangat berkaitan dengan cara berpikir dan bagaimana mengenali diri kita dengan baik, maka langkah awal yang sudah sepatutnya kita lakukan adalah mengarahkan pikiran kita agar selalu berpikir positif terutama dalam hal penilaian terhadap diri sendiri.http://www.metris-community.com/wp-content/plugins/php-image-cache/image.php?path=/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif
Bagi Orang yang memiliki self esteem dan rasa percaya diri yang baik mereka memiliki kecenderungan untuk selalu melihat hal-hal positif yang melekat pada dirinya sendiri dan tidak menjadikan kelemahan-kelemahan yang dimiliki sebagai penghalang dalam mencapai sebuah tujuan karena mereka memiliki kepribadian yang tangguh dan mempunyai pandangan yang sangat jelas mengenai tujuan hidup dan jati diri mereka.
Rasa percaya diri inilah yang dimiliki oleh orang-orang sukses dan menjadi ciri khas mereka. Mereka sungguh-sungguh paham dengan potensi dan kemampuan yang mereka miliki sehingga ketika sedang berhadapan dengan sebuah masalah mereka dapat melaluinya dengan baik meskipun dalam prosesnya mereka menemui berbagai kegagalan dan disaat mengalami kegagalan mereka selalu berhasil membangun rasa percaya diri untuk selalu bangkit  . Rasa inilah yang selalu dimiliki oleh orang-orang sukses dan menjadi ciri khas mereka. Mereka sungguh-sungguh paham dengan potensi dan kemampuan yang mereka miliki sehingga ketika sedang berhadapan dengan sebuah masalah mereka dapat melaluinya dengan baik meskipun dalam prosesnya mereka menemui berbagai kegagalan dan disaat mengalami kegagalan mereka selalu berhasil membangun rasa percaya diri untuk selalu bangkit.


DAFTAR PUSTAKA
Hadari Nawawi..Administrasi Personel untuk Peningkatan Produktivitas Kerja.Jakarta : Masagung, 1992
Milton R. Charles..Human Behaviour in Organizatiaons, three levels of Behaviour New Jersey, Prentice Inc. 1981

Tidak ada komentar:

Posting Komentar