Kebahagiaan
Dan Kesuksesan
PENDAHULUAN
Psikolog terkenal William James mengatakan,
"Penelitian terbesar dari
generasi saya adalah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah sikapnya." Intinya sikap adalah hal kecil yang dimulai dari hati, yang dapat membuat perubahan besar dalam kehidupan seseorang.
generasi saya adalah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah sikapnya." Intinya sikap adalah hal kecil yang dimulai dari hati, yang dapat membuat perubahan besar dalam kehidupan seseorang.
Sesuatu yang terjadi dalam hidup kita sebagian besar
dipengaruhi apa yang
dominan menguasai hati dan pikiran kita. Ketika hati dan pikiran didominasi
sesuatu keinginan, kita akan semakin fokus pada hal tersebut. Hal ini
melahirkan energi dan motivasi yang kuat mengarahkan kita menjadi apa yang kita pikirkan. Menurut psikoanalisanya Sigmund Freud, dorongan atau energi dari arah dalam diri ini tercipta karena adanya "unconcius mind" atau
pikiran bawah sadar. Kekuatan pikiran bawah sadar inilah yang mendorong
"inner power" untuk mewujudkan apa yang kita pikirkan.
dominan menguasai hati dan pikiran kita. Ketika hati dan pikiran didominasi
sesuatu keinginan, kita akan semakin fokus pada hal tersebut. Hal ini
melahirkan energi dan motivasi yang kuat mengarahkan kita menjadi apa yang kita pikirkan. Menurut psikoanalisanya Sigmund Freud, dorongan atau energi dari arah dalam diri ini tercipta karena adanya "unconcius mind" atau
pikiran bawah sadar. Kekuatan pikiran bawah sadar inilah yang mendorong
"inner power" untuk mewujudkan apa yang kita pikirkan.
Banyak orang kurang menyadari kemampuannya memahami
bagaimana proses berpikir dan mengendalikan hati dan pikirannya. Akibatnya
mereka menjadi budak atau hamba dari hati dan pikirannya. Bukannya memimpin
hati dan pikirannya, malahan seumur hidupnya dikendalikan oleh hati dan
pikirannya sendiri. Maka kalau ingin menjadi pemenang, mulailah mengubah
keyakinan keberhasilan, kesuksesan, disebabkan faktor dari dalam diri kita.
Yang menciptakan itu semua adalah hati dan pikiran kita. Berbagai faktor luar
lainnya tidaklah mencerminkan diri pribadi kita. Hati dan pikiran yang ada
dalam diri itulah yang mengidentifikasikan diri kita. Itulah mengapa
menyalahkan faktor luar diri adalah sikap kurang bijaksana.
menyalahkan faktor luar diri adalah sikap kurang bijaksana.
Mengendalikan hati dan pikiran kita sendiri, artinya kita
dapat mengarahkan
hati dan pikiran pada hal-hal positif dan indah tentang kesuksesan, sehingga
itulah yang akan kita dapatkan. Semakin kuat keyakinan sukses mendominasi
pikiran, akan dapat mengubah sikap kita. Sikap yang berubah dapat mengubah perilaku hidup kita. Perilaku hidup berubah, akan mendorong perubahan kinerja kita. Kinerja yang berubah pada akhirnya dapat merubah hidup kita benar-benar menjadi seorang pemenang.Intinya, semakin keras keyakinan sukses, semakin keras usaha kita mewujudkannya dan semakin sulit untuk menyerah.Kedisiplinan inilah yang mendorong keberhasilan seseorang menjadi seorang pemenang.
hati dan pikiran pada hal-hal positif dan indah tentang kesuksesan, sehingga
itulah yang akan kita dapatkan. Semakin kuat keyakinan sukses mendominasi
pikiran, akan dapat mengubah sikap kita. Sikap yang berubah dapat mengubah perilaku hidup kita. Perilaku hidup berubah, akan mendorong perubahan kinerja kita. Kinerja yang berubah pada akhirnya dapat merubah hidup kita benar-benar menjadi seorang pemenang.Intinya, semakin keras keyakinan sukses, semakin keras usaha kita mewujudkannya dan semakin sulit untuk menyerah.Kedisiplinan inilah yang mendorong keberhasilan seseorang menjadi seorang pemenang.
TUJUAN
1.
Memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
2.
Mengendalikan hati dan
pikiran kita sendiri, artinya kita dapat mengarahkan
hati dan pikiran pada hal-hal positif dan indah tentang kesuksesan, sehingga
itulah yang akan kita dapatkan
hati dan pikiran pada hal-hal positif dan indah tentang kesuksesan, sehingga
itulah yang akan kita dapatkan
3.
Mempelajari bagaimana cara meraih
kesuksesan
MATERI
Ada pendapat yang mengatakan
bahwa suatu kepribadian yang dimiliki seseorang itu tidak mungkin bisa diubah.
Ada juga yang mengatakan bahwa untuk mengubah karakter pribadi seseorang, akan
membutuhkan waktu sepanjang hidup orang tersebut. Di negeri China bahkan ada
sebuah peribahasa yang cukup lucu, menyatakan bahwa mengubah karakter pribadi
seseorang itu, diibaratkan seperti mengasah sebuah tongkat besi sampai menjadi
sekecil jarum jahit. Membuat sebuah jarum kecil dengan cara mengasah sebuah
tongkat besi tentu saja membutuhkan waktu lama, disamping itu juga butuh tekad,
keuletan, semangat juang, komitmen pribadi yang benar-benar tangguh; sehingga
suatu saat sebuah tongkat besi akan benar-benar menjadi sebuah jarum kecil. Yah
- itulah sebuah kenyataan sesungguhnya tentang mengubah suatu watak atau
karakter pribadi, yang memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Saya sendiri sangat tidak setuju jika ada pendapat bahwa karakter pribadi seseorang tidak bisa berubah.Kalau memang ternyata seseorang tidak pernah berubah karakter dirinya menjadi lebih baik, meskipun dia telah mengikuti berbagai acara seminar ataupun pelatihan-pelatihan pengembangan diri; maka sebenarnya bukan karena kesalahan seminar ataupun pelatihannya, tetapi orang tersebut memang tidak mau berubah, tidak mau meluangkan sedikit waktu dan tenaganya untuk membuatnya berubah lebih baik.Saya yakin, bahwa suatu sikap mental atau karakter pribadi seseorang pasti masih bisa diubah, meskipun itu tentu saja membutuhkan waktu dan usaha yang benar-benar harus luar biasa prima. Satu hal kebenaran mendasar yang perlu Anda pahami, yaitu: karakter pribadi ataupun sikap mental pasti bisa diubah. Orang tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk bisa mengubah kepribadiannya lebih positif, lebih baik; dan memulai hidup baru dengan lebih produktif, kreatif, inovatif serta berani mengambil resiko dalam meraih keinginan dan cita-citanya.
Seorang bayi sejak di dalam kandungan pasti sudah akan menerima banyak sekali pengaruh, baik yang berasal dari zat gizi yang dikonsumsi oleh ibunya; maupun dari sikap mental sang ibu selama mengandungnya. Setelah sang bayi lahir ke dunia ini, pengaruh-pengaruh yang akan menyerangnya semakin bertambah besar dari segi kuantitatif maupun kualitatifnya.
Semasa kita masih kanak-kanak, sampai menjadi dewasa seperti ini; sering masih terbayang dengan jelas sekali bagaimana perjalanan hidup kita, pertumbuhan diri kita, yang tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar kita, khususnya pengaruh dari sikap orang tua kita sendiri dan orang-orang yang sangat dekat hubungannya dengan kita. Masih segar dalam ingatkan kita, bagaimana orang tua kita begitu sayangnya kepada kita; sehingga tanpa mereka sadari, sikapnya yang terlalu menyayangi diri kita itu sebenarnya justru membelenggu kebebasan kita untuk mengekspresikan jati diri kita sendiri.
Sikap orang tua yang over protective itulah pada gilirannya akan membelenggu jati diri kita sesungguhnya; sehingga kita tidak bisa menjadi diri kita sendiri. Anda sendiri tentu masih ingat, orang tua Anda seringkali melarang Anda untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang Anda senangi.Jika kegiatan atau aktivitas Anda memang berbahaya, itu bisa dimaklumi.Tetapi pada kenyataannya, seringkali orang tua melarang anaknya melakukan sesuatu hanya sebagai suatu "kebiasaan melarang" saja.Orang tua sering salah dalam mempersepsikan sebuah bentuk "larangan", dengan tidak menyadari dampak negatif dari larangan-larangan itu dikemudian hari pada si anak tersebut.
Contoh larangan itu, misalnya: ketika si anak ingin mandi sendiri, dilarang dengan alasan nanti tidak bisa bersih badannya; ketika si anak mau membeli pensil di toko sebelah rumah, juga tidak boleh sendirian, khawatir uangnya jatuh dan hilang; saat si anak ingin menghidupkan radio sendiri, orang tua juga tidak memperbolehkan dengan alasan cari frekuensi gelombangnya nanti tidak bisa pas, atau khawatir anaknya kena "strum". Larangan-larangan inilah, pada dasarnya sebenarnya adalah "tidak percaya" kepada kemampuan si anak, pada gilirannya akan membuat si anak pada masa dewasa nanti menjadi seorang yang juga "tidak percaya" pada dirinya sendiri. "Rasa tidak percaya diri" ini akan terus melekat pada diri anak tersebut sampai dia dewasa nanti.
Selain bentuk larangan-larangan, banyak orang tua suka mengungkapkan "kepasrahan yang berlebihan" terhadap kondisi yang ada pada diri mereka kepada anak-anaknya. Contoh bentuk "kepasrahan yang berlebihan" ini bisa Anda lihat sebagai berikut: suatu ketika lewat di depan rumahnya sebuah mobil mewah dan tentunya harganya mahal sekali, lalu si anak berkata dengan takjub kepada orang tuanya, "Pa-Ma, mobil itu bagus sekali ya. Coba kita punya".Orang tuanya menjawab, "Itu bukan hak kita, nak. Mobil kita cukup yang begini saja, nggak perlu mewah, itu bukan rezeki kita, itu rezekinya orang lain". Sewaktu jalan-jalan melewati sebuah kompleks perumahan mewah, lagi-lagi si anak berkata, "Mewah dan indah sekali rumah ini ya, seandainya kita juga punya", langsung si orang tuanya menyahut, "Kita sudah diberi rezeki oleh Tuhan segini, ya harus diterima dan disyukuri. Jangan tergiur dengan milik orang lain. Hidup ini sudah ada yang mengatur". Begitulah kurang lebih contoh bersikap dari orang tua yang "terlalu pasrah", "nrimo ing pandum" dengan apa yang sudah dimilikinya.
Secara tidak disadari sikap pasrah yang berlebihan dari orang tua ini akan benar-benar meresap ke dalam pikiran si anak; dan menjadi sebuah pola berpikir di masa depannya, nanti pada saat dia dewasa. Bersyukur atas karunia Tuhan memang harus, tetapi terlalu pasrah atas apa yang diperolehnya merupakan sebuah sikap yang berlebihan; karena ini akan mengembangkan sifat dan sikap inferior di dalam diri kita, sebuah sikap yang memandang rendah diri sendiri, tidak percaya kepada diri sendiri; dan itu akan menghambat kesuksesan.
Masih ada lagi sikap orang tua yang juga kurang proporsional sebenarnya, tetapi ini juga sudah menjadi kebiasaan umum.Sikap itu adalah suatu sikap yang cenderung menakut-nakuti si anak. Suatu contoh, misalnya: "Jangan ke lapangan itu, nanti ada ularnya". "Awas, di sungai itu ada hantunya"."Hati-hati kalau gelap, banyak roh halusnya"."Jangan begitu, nanti bisa salah".Dan masih banyak lagi bentuk ungkapan orang tua, yang pada dasarnya adalah juga tidak percaya pada si anak tersebut, karena over protective terhadap anaknya.
Pernyataan-pernyataan orang tua yang cenderung menakut-nakuti inipun akan berdampak negatif pada perkembangan mental dan emosi si anak sampai dewasa kelak. Pada akhirnya anak itu sampai dewasanya menjadi selalu gampang takut untuk melakukan sesuatu, bahkan mungkin bisa menjadi suatu paranoid; suatu bentuk ketakutan yang berlebihan dan tidak beralasan logis. Pada gilirannya, si anak menjadi sosok pribadi yang selalu "tidak percaya diri", pribadi yang mudah goyah pendiriannya; pribadi yang selalu "gamang" dalam menentukan sikap, yang mana hal tersebut jelas-jelas akan menjadi penghalang dan penghambat terbesar dalam meraih cita-citanya di masa depan. Cara pendekatan orang tua yang salah seperti tersebut, benar-benar akan meresap ke dalam pikiran bawah sadar si anak, yang pada akhirnya berperan membentuk karakter pribadi dan sikap mentalnya.
Saya sendiri sangat tidak setuju jika ada pendapat bahwa karakter pribadi seseorang tidak bisa berubah.Kalau memang ternyata seseorang tidak pernah berubah karakter dirinya menjadi lebih baik, meskipun dia telah mengikuti berbagai acara seminar ataupun pelatihan-pelatihan pengembangan diri; maka sebenarnya bukan karena kesalahan seminar ataupun pelatihannya, tetapi orang tersebut memang tidak mau berubah, tidak mau meluangkan sedikit waktu dan tenaganya untuk membuatnya berubah lebih baik.Saya yakin, bahwa suatu sikap mental atau karakter pribadi seseorang pasti masih bisa diubah, meskipun itu tentu saja membutuhkan waktu dan usaha yang benar-benar harus luar biasa prima. Satu hal kebenaran mendasar yang perlu Anda pahami, yaitu: karakter pribadi ataupun sikap mental pasti bisa diubah. Orang tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk bisa mengubah kepribadiannya lebih positif, lebih baik; dan memulai hidup baru dengan lebih produktif, kreatif, inovatif serta berani mengambil resiko dalam meraih keinginan dan cita-citanya.
Seorang bayi sejak di dalam kandungan pasti sudah akan menerima banyak sekali pengaruh, baik yang berasal dari zat gizi yang dikonsumsi oleh ibunya; maupun dari sikap mental sang ibu selama mengandungnya. Setelah sang bayi lahir ke dunia ini, pengaruh-pengaruh yang akan menyerangnya semakin bertambah besar dari segi kuantitatif maupun kualitatifnya.
Semasa kita masih kanak-kanak, sampai menjadi dewasa seperti ini; sering masih terbayang dengan jelas sekali bagaimana perjalanan hidup kita, pertumbuhan diri kita, yang tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar kita, khususnya pengaruh dari sikap orang tua kita sendiri dan orang-orang yang sangat dekat hubungannya dengan kita. Masih segar dalam ingatkan kita, bagaimana orang tua kita begitu sayangnya kepada kita; sehingga tanpa mereka sadari, sikapnya yang terlalu menyayangi diri kita itu sebenarnya justru membelenggu kebebasan kita untuk mengekspresikan jati diri kita sendiri.
Sikap orang tua yang over protective itulah pada gilirannya akan membelenggu jati diri kita sesungguhnya; sehingga kita tidak bisa menjadi diri kita sendiri. Anda sendiri tentu masih ingat, orang tua Anda seringkali melarang Anda untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang Anda senangi.Jika kegiatan atau aktivitas Anda memang berbahaya, itu bisa dimaklumi.Tetapi pada kenyataannya, seringkali orang tua melarang anaknya melakukan sesuatu hanya sebagai suatu "kebiasaan melarang" saja.Orang tua sering salah dalam mempersepsikan sebuah bentuk "larangan", dengan tidak menyadari dampak negatif dari larangan-larangan itu dikemudian hari pada si anak tersebut.
Contoh larangan itu, misalnya: ketika si anak ingin mandi sendiri, dilarang dengan alasan nanti tidak bisa bersih badannya; ketika si anak mau membeli pensil di toko sebelah rumah, juga tidak boleh sendirian, khawatir uangnya jatuh dan hilang; saat si anak ingin menghidupkan radio sendiri, orang tua juga tidak memperbolehkan dengan alasan cari frekuensi gelombangnya nanti tidak bisa pas, atau khawatir anaknya kena "strum". Larangan-larangan inilah, pada dasarnya sebenarnya adalah "tidak percaya" kepada kemampuan si anak, pada gilirannya akan membuat si anak pada masa dewasa nanti menjadi seorang yang juga "tidak percaya" pada dirinya sendiri. "Rasa tidak percaya diri" ini akan terus melekat pada diri anak tersebut sampai dia dewasa nanti.
Selain bentuk larangan-larangan, banyak orang tua suka mengungkapkan "kepasrahan yang berlebihan" terhadap kondisi yang ada pada diri mereka kepada anak-anaknya. Contoh bentuk "kepasrahan yang berlebihan" ini bisa Anda lihat sebagai berikut: suatu ketika lewat di depan rumahnya sebuah mobil mewah dan tentunya harganya mahal sekali, lalu si anak berkata dengan takjub kepada orang tuanya, "Pa-Ma, mobil itu bagus sekali ya. Coba kita punya".Orang tuanya menjawab, "Itu bukan hak kita, nak. Mobil kita cukup yang begini saja, nggak perlu mewah, itu bukan rezeki kita, itu rezekinya orang lain". Sewaktu jalan-jalan melewati sebuah kompleks perumahan mewah, lagi-lagi si anak berkata, "Mewah dan indah sekali rumah ini ya, seandainya kita juga punya", langsung si orang tuanya menyahut, "Kita sudah diberi rezeki oleh Tuhan segini, ya harus diterima dan disyukuri. Jangan tergiur dengan milik orang lain. Hidup ini sudah ada yang mengatur". Begitulah kurang lebih contoh bersikap dari orang tua yang "terlalu pasrah", "nrimo ing pandum" dengan apa yang sudah dimilikinya.
Secara tidak disadari sikap pasrah yang berlebihan dari orang tua ini akan benar-benar meresap ke dalam pikiran si anak; dan menjadi sebuah pola berpikir di masa depannya, nanti pada saat dia dewasa. Bersyukur atas karunia Tuhan memang harus, tetapi terlalu pasrah atas apa yang diperolehnya merupakan sebuah sikap yang berlebihan; karena ini akan mengembangkan sifat dan sikap inferior di dalam diri kita, sebuah sikap yang memandang rendah diri sendiri, tidak percaya kepada diri sendiri; dan itu akan menghambat kesuksesan.
Masih ada lagi sikap orang tua yang juga kurang proporsional sebenarnya, tetapi ini juga sudah menjadi kebiasaan umum.Sikap itu adalah suatu sikap yang cenderung menakut-nakuti si anak. Suatu contoh, misalnya: "Jangan ke lapangan itu, nanti ada ularnya". "Awas, di sungai itu ada hantunya"."Hati-hati kalau gelap, banyak roh halusnya"."Jangan begitu, nanti bisa salah".Dan masih banyak lagi bentuk ungkapan orang tua, yang pada dasarnya adalah juga tidak percaya pada si anak tersebut, karena over protective terhadap anaknya.
Pernyataan-pernyataan orang tua yang cenderung menakut-nakuti inipun akan berdampak negatif pada perkembangan mental dan emosi si anak sampai dewasa kelak. Pada akhirnya anak itu sampai dewasanya menjadi selalu gampang takut untuk melakukan sesuatu, bahkan mungkin bisa menjadi suatu paranoid; suatu bentuk ketakutan yang berlebihan dan tidak beralasan logis. Pada gilirannya, si anak menjadi sosok pribadi yang selalu "tidak percaya diri", pribadi yang mudah goyah pendiriannya; pribadi yang selalu "gamang" dalam menentukan sikap, yang mana hal tersebut jelas-jelas akan menjadi penghalang dan penghambat terbesar dalam meraih cita-citanya di masa depan. Cara pendekatan orang tua yang salah seperti tersebut, benar-benar akan meresap ke dalam pikiran bawah sadar si anak, yang pada akhirnya berperan membentuk karakter pribadi dan sikap mentalnya.
6 Cara Meraih kebahagiaan dan Kesuksesan Dalam Hidup
1. Jangan pernah membandingkan diri anda dengan orang lain, terimalah
diri anda apa adanya.
Salah satu penyakit terbesar yang paling membunuh kebahagiaan adalah membandingkan diri dengan orang lain, hanya satu yang kita dapat dari hal ini, kita merasa tak puas dengan diri kita atau merasa superior, tidak ada yang lain, namun lebih sering kita merasa tak puas dengan diri sendiri. Jose Mourinho, pelatih tersukses dan terbaik saat ini yang mempunyai sifat agak arogan pun berkata “aku tidak suka membandingkan diriku dengan orang lain, karena aku akan selalu kalah” dia berkata seperti ini karena mengetahui bahwa kita sering kali membandingkan kelemahan kita dengan kelebihan orang lain. Terimalah dirimu apa adanya, kita semua unik. jika anda telah menerima diri anda, dan tahu di mana anda sekarang berdiri, anda akan masuk ke dalam kenyataan, dan anda akan tahu kemana anda ingin menuju.
2. Temukan Potensimu, Passionmu.
Salah satu penyakit terbesar yang paling membunuh kebahagiaan adalah membandingkan diri dengan orang lain, hanya satu yang kita dapat dari hal ini, kita merasa tak puas dengan diri kita atau merasa superior, tidak ada yang lain, namun lebih sering kita merasa tak puas dengan diri sendiri. Jose Mourinho, pelatih tersukses dan terbaik saat ini yang mempunyai sifat agak arogan pun berkata “aku tidak suka membandingkan diriku dengan orang lain, karena aku akan selalu kalah” dia berkata seperti ini karena mengetahui bahwa kita sering kali membandingkan kelemahan kita dengan kelebihan orang lain. Terimalah dirimu apa adanya, kita semua unik. jika anda telah menerima diri anda, dan tahu di mana anda sekarang berdiri, anda akan masuk ke dalam kenyataan, dan anda akan tahu kemana anda ingin menuju.
2. Temukan Potensimu, Passionmu.
Ini adalah salah satu hal terpenting dalam hidup. Tuhan menciptakan kita
dengan unik, lingkungan dan sistem pendidikan kita mendoktrin agar kita semua
sekolah, mengambil jurusan di universitas dan bekerja pada bidang yang mudah
mencari uang, uang adalah komoditas panas di dalam persepsi mereka, tapi
tahukah anda, bahwa orang-orang yang bekerja di bidang yang biasa seperti
orang-orang umumnya, pun akan mendapat penghasilan seperti orang-orang umumnya?
benar? so buat apa menderita bekerja di bidang yang tidak kita sukai, bila kita
percaya kita bisa dan mampu di bidang yang kita cintai, dan mengerjakannya
dengan antusiasme, dan mengertilah sebuah kata yang telah ditulis ribuan tahun
lalu, bahwa “dimana hatimu berada, disanalah hartamu berada.”
3.Hubungan adalah dasar dari kehidupan manusia.
Ya, tanpa hubungan kita semua tidak dapat hidup, jadi taruhlah hubungan
dalam prioritas anda, manusia adalah makhluk sosial, tidak ada hal yang lebih
penting untuk memenangkan kehidupan daripada dengan cara memenangkan cara
dengan berhubungan dengan orang lain. orang yang sukses bukan orang yang paling
pintar tapi mereka mengenal orang-orang yang bisa membantu dan mengangkat
mereka. orang yang paling bahagia pun bukan orang yang paling banyak mempunyai
uang, tapi mereka yang paling di kelilingi kasih sayang, coba resapi sebentar,
dan silahkan anda pikirkan, bukankah begitu?
4. Uang bukan segalanya, tapi sangat penting
Simpanlah minimal 10% dari penghasilan yang anda dapatkan, lalu carilah
sarana investasi untuk tabungan anda itu, bisa dengan membeli emas, tanah,
bangunan, saham bahkan usaha kecil-kecilan seperti toko pulsa. Jika anda
beralasan tidak memiliki banyak penghasilan untuk bisa di tabung, coba tengok ke
kiri dan kanan anda, coba perhatikan entah itu teman atau siapapun dilingkungan
anda, yang penghasilannya lebih kecil dari kita, tapi masih bisa hidup, jadi
orang yang berpenghasilan, semakin besar penghasilannya, maka gaya hidupnya
akan mengikuti penghasilan, lawanlah sifat ini.
5. Tetaplah menjadi Manusia yang baik.
Kita bisa menjadi orang paling sukses, bisa menjadi orang paling kaya, atau apapun, itu adalah bagian dari kehidupan, tapi semua itu akan sia-sia bila kita tidak tahu “untuk apa ini semua?” bila kita jadi menelantarkan keluarga kita untuk sebuah ilusi yang kita kira akan membahagiakan kita bila kita bekerja dan tak punya waktu untuk keluarga kita salah, bila kita tak pernah membagi kepemilikan kita dan berharap yang kita punya akan selalu ada, kita salah, bila kita bekerja tiap waktu dan tidak menyisahkan sedikit waktu untuk kebahagiaan diri kita sendiri menikmati apa yang kita sukai kita salah. Tetaplah menjadi pribadi yang baik, bahagiakan keluarga dan teman-temanmu, berikanlah sebagian yang kau miliki, untuk orang-orang yang berhak menerimanya, dan berilah dirimu sendiri hadiah bagi kerja kerasnya selama ini.
Kita bisa menjadi orang paling sukses, bisa menjadi orang paling kaya, atau apapun, itu adalah bagian dari kehidupan, tapi semua itu akan sia-sia bila kita tidak tahu “untuk apa ini semua?” bila kita jadi menelantarkan keluarga kita untuk sebuah ilusi yang kita kira akan membahagiakan kita bila kita bekerja dan tak punya waktu untuk keluarga kita salah, bila kita tak pernah membagi kepemilikan kita dan berharap yang kita punya akan selalu ada, kita salah, bila kita bekerja tiap waktu dan tidak menyisahkan sedikit waktu untuk kebahagiaan diri kita sendiri menikmati apa yang kita sukai kita salah. Tetaplah menjadi pribadi yang baik, bahagiakan keluarga dan teman-temanmu, berikanlah sebagian yang kau miliki, untuk orang-orang yang berhak menerimanya, dan berilah dirimu sendiri hadiah bagi kerja kerasnya selama ini.
6. Berpusatlah kepada Tuhan.
Inilah hal yang paling penting, jadikanlah keseluruhan hidupmu untuk
menyembah dan menjadi tangan beliau di dalam dunia ini, janganlah memisahkan
ibadah dengan keseluruhan hidup kita untuk menyembah dan memuliakan beliau,
lihatlah kisah-kisah para nabi, Tuhan memuliakan mereka bukan karena cara
mereka menyembah tapi dengan kehidupan mereka dan pilihan-pilihan hidup yang
mereka pilih setiap hari. Kehidupan mereka memancarkan ibadah mereka.tidak ada
yang salah dengan beribadah, saya pun setuju kita harus beribadah kepada Tuhan,
tapi ingatlah Tuhan menerima kehidupan seseorang baru menerima ibadahnya.
SHALAT
MEMBENTUK PRIBADI SUKSES SEJATI DUNIA AKHIRAT
Shalat adalah ibadah utama seorang muslim. Tanpa shalat maka kemusliman
seseorang dipertanyakan. Bahkan Rasulullah saw melarang menyalatkan orang
meninggal yang tidak melaksanakan shalat selama hidupnya.
Disamping keutamaan yang sudah dijelaskan diatas, jika kita hayati dan
maknai serta disimpulkan betapa banyak manfaat shalat untuk kehidupan kita.
Berikut ini adalah manfaat shalat untuk meraih sukses sejati dunia dan akhirat
;
1. Shalat adalah sarana berkomunikasi kita dengan
Allah swt. Sarana kita untuk membangun hubungan dengan Tuhan kita yang telah
menciptakan kita dan segala isi dunia ini. Shalat adalah mi’raj (bertemu) nya
seorang mukmin dengan Robb-nya yaitu Allah swt. Dapat kita bayangkan jika
komunikasi dan pertemuan dengan Allah swt ini sering dan rutin kita lakukan
dengan baik, maka akan terwujud hubungan yang harmonis antara kita sebagai
makhluk dengan Allah swt sebagai khalik. Maka Allah swt akan mencintai dan
menyukai kita sebagai hamba-Nya. Tentu jika Allah swt telah menyukai hamba-Nya,
maka Dia akan menjadi penolong, pelindung dan pemberi kekuatan kepada hamba-Nya
tersebut. Sehingga kita akan memiliki kekuatan yang besar karena kita memohon
kekuatan kepada Yang Maha Kuat.
2. Shalat mengajarkan dan mendidik kita untuk
membangun kepribadian kita menjadi pribadi yang visioner dan sukses dimasa
depan. Pribadi yang visioner adalah pribadi yang berpikir jauh kedepan
melampaui ruang dan waktu. Pribadi yang visioner adalah yang mempersiapkan masa
depannya dari sekarang, baik didunia maupun akhirat. Shalat berfungsi untuk
membangun karakter positif kita, sehingga siapa yang benar dan sungguh-sungguh
shalatnya akan menjadi pribadi yang disiapkan dan menyiapkan dirinya untuk
meraih kesuksesan dimasa depannya baik dunia maupun akhiratnya
3. Shalat mengajarkan kita untuk membersihkan
hati, pikiran, tubuh dan panca indra kita dari hal-hal yang dapat mengotorinya.
Sebelum shalat kita diharuskan berwudhu, membersihkan tangan kita, mulut kita,
hidung kita, muka kita, telinga kita, kepala kita dan kaki kita. semua itu
bermakna kita harus membersihkan semua panca indra kita dari kotoran noda dan
dosa yang dapat merusaknya, karena semua anggota tubuh kita itu akan menjadi
saksi dihari kiamat kelak apa yang sudah kita lakukan
4. Shalat mengajarkan kita untuk menghargai waktu
dan memanfaatkan waktu dengan baik. Shalat memiliki waktu-waktu tertentu 5 kali
dalam sehari semalam. Waktu-waktu shalat adalah waktu-waktu yang strategis dan
penting bagi kita dalam kehidupan. Shalat subuh yang dilaksanakan di waktu pagi
saat fajar menyingsing, mengajarkan kita untuk selalu bangun pagi ditengah
suasana yang segar, sehat dan saat tubuh kita dalam keadaan fit setelah selesai
istirahat diwaktu malam. Waktu subuh juga waktu yang utama untuk mencari rezki
dan berjuang untuk meraih kesuksesan hidup dimuka bumi. Salah satu rahasia
kesuksesan bangsa jepang adalah kebiasaan mereka untuk bangun dipagi hari dan
mulai bekerja. Jam 4 sampai jam 5 pagi mereka sudah bangun, sehingga waktu
kerja mereka juga lebih lama dibandingkan mereka yang baru bangun jam 7 pagi.
Akibatnya mereka juga lebih sukses hari ini dalam teknologi dan kesejahteraan
dibandingkan bangsa lain yang tidak memahami arti memanfaatkan waktu dengan
baik. Shalat zuhur yang kita laksanakan disaat siang hari kita bekerja, dapat
berfungsi merilekskan lagi tubuh dan pikiran kita sehingga menjadi lebih fit
dan segar setelah selesai shalat. Shalat ashar dan maghrib menjelang sore dan
malam yang menjadi pergantian waktu siang dan malam menjadi sarana bagi kita
untuk kembali menghadap Allah swt, menenangkan dan menyucikan jiwa kita, serta
melindungi kita dari kejahatan malam, dimana saat malam hari itulah syetan
bergentayangan menggoda manusia. Sedangkan shalat isya ketika menjelang
istirahat malam disaat kita bercengkrama dengan keluarga kita keluar ke masjid,
ini dapat menjadi sarana silaturahim kita dengan saudara-saudara kita lainnya
yang satu lingkungan dengan kita, yang mungkin tidak bertemu disiang harinya
ketika kita sibuk bekerja.
5. Shalat mendidik kita untuk senantiasa berdoa
dan memohon kesuksesan dan kebahagiaan kepada Allah swt. Karena inti ibadah
shalat sebenarnya adalah doa kita dengan Allah. Doa yang diterima Allah swt
adalah satu-satunya yang dapat mengubah takdir kata Rasulullah sw. Doa
yang kita ucapkan dalam shalat kalau kita pahami artinya adalah doa yang
mengantarkan kita untuk meraih sukses dunia dan akhirat. Sebagai contoh dalam
duduk antara dua sujud kita membaca doa yang artinya sebagai berikut “
Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala
kekuranganku dan angkatlah derajat kami dan berilah rizki kepadaku, dan berilah
aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku”. Coba
kita perhatikan doa kita ini telah mencakup semua permintaan yang kita inginkan
dalam hidup ini yaitu ampunan dosa, kasih dari Allah,
perbaikan/penyempurnaan kekurangan, naiknya derjat, rizki, petunjuk/ilmu,
kesehatan dan kembali ampunan. Betapa kita telah berdoa kepada Allah swt
tentang semua hal yang kita butuhkan dalam sholat, dan doa yang mustajab atau
dikabulkan itu salat satunya adalah doa yang dilakukan dalam sholat. Makanya
dapat dipastikan bahwa siapa yang sungguh-sungguh dalam sholatnya akan menjadi
orang yang tinggi derajatnya, dikasihi manusia karena Allah swt saja
mengasihinya, murah rezkinya, sehat tubuhnya, tinggi ilmunya dan mendapat
ampunan dari Allah swt.
6. Shalat mendidik kita untuk menjadi pribadi yang
khusuk dan kekhusukan itu yang akan mengantarkan kita meraih kesuksesan.
Tentang khusuk dalam shalat ini adalah sesuatu yang sangat penting karena Allah
swt berfirman Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman (yaitu) orang-orang
yang khusu’ dalam sholatnya ( QS Al Mukminun : 1-2). Kalau kita renungkan maka
ayat ini menyatakan bahwa orang-orang yang beruntung atau sukses itu adalah
mereka yang beriman sekaligus khusuk dalam shalatnya. Ternyata Allah swt
sendiri mengatakan secara tersirat kalau anda ingin sukses, maka anda harus
beriman sekaligus khusuk dalam sholat. Jika kita lihat kondisi khusuk dalam
shalat ini adalah kondisi yang tenang yaitu otak manusia berada dalam gelombang
Alfa. Gelomba alfa adalah gelombang otak yang menurut pakar otak merupakan
gelombang terbaik untuk mengoptimalkan potensi otak dan belajar. Artinya setiap
shalat kita selalu mengaktifkan gelombang alfa otak kita minimal 5 kali sehari
sehingga, dapat dipastikan kecerdasan dan kemampuan otak orang yang shalat akan
jauh lebih baik dari orang yang tidak shalat.
7. Shalat yang dilaksanakan dengan khusuk dan
sungguh-sungguh dapat mencegah kita dari kemunafikan. Shalat adalah pembeda
antara orang beriman dan munafiq. Karena salah satu cirri orang munafiq adalah
orang yang ketika mereka berdiri dalam shalatnya, mereka berdiri dalam keadaan
malas kata Nabi saw. Termasuk yang melaksanakan shalat tanpa tumakninah ( jeda)
yaitu dengan shalat secepat kilat, tergesa-gesa dan asal jadi saja. Bahkan
Rasulullah saw mengatakan siapa yang tidak menyempurnakan gerakan dan bacaan
shalatnya mereka dijuluki pencuri terbesar. Kemunafiqan adalah penyakit yang
dapat menggagalkan manusia dunia dan akhirat. Orang-orang munafiq memiliki
sifat suka ingkar janji, berdusta, khianat dan jika bermusuhkan dia adalah
orang yang licik dan keji kata Nabi saw. Sholat yang khusuk niscaya dapat
memperbaiki dan menjadi terapi kemunafiqan ini menjauh dari diri kita.
8. Shalat mendidik kita menjadi pribadi yang
shabar. Allah swt menggandengkan shabar dan shalat sebagai penolong manusia
dalam Surat Al Baqarah 153. Hal ini dapat kita artikan bahwa manusia yang
sabar-lah yang dapat melaksanakan shalat dan orang yang shalat dengan baik akan
“terlatih” untuk menjadi pribadi yang sabar. Manusia tidak bisa langsung hebat
melakuksan sesuatu tanpa latihan, hanya mereka yang berlatih keras dan rutinlah
yang akan dapat memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang tertentu, sehingga
mereka dihargai manusia karena keahlian dan prestasinya tersebut. Shalat adalah
sarana latihan untuk meraih kesabaran dan pertolongan Allah. Pertolongan Allah
itu hanya akan datang ketika dalam kesulitan kalau manusia itu mau menolong
dirinya sendiri yaitu dengan sabar dan shalat. Karena perubahan dan kebaikan
itu harus dimulai dari diri kita dulu, barulah nanti Allah swt akan menambah
berkah, besarnya dan nikmat yang akan kita raih tersebut. Tidak mungkin tanpa
usaha dan perbaikan diri serta tindakan atau latihan kita akan langsung
mendapatkan pertolongan Allah swt.
KESIMPULAN
Pada dasarnya sukses bisa diraih
oleh siapa saja selama kita mau berusaha untuk menggapainya. Sukses bukan
berarti tak pernah gagal, akan tetapi sukses merupakan sebuah perjuangan dari
kegagalan. Kesuksesan bisa kita capai kalau kita menjalaninya
dengan penuh ikhlas dan tak kenal lelah.Sehingga hidup kita bisa damai, tenang,
tentram dan bahagia.Kadang-kadang kita selalu merasa gagal dalam mencapai
sesuatu yang kita inginkan, itu merupakan hal yang wajar. Karena sesuai dengan
sifat manusia yang selalu merasa tak pernah puas dengan apa yang telah
dicapainya. Oleh karena itu untuk menghindari sifat-sifa yang seperti itu, maka
kita harus selalu mensyukuri nikmat Allah SWT. yang telah diberikan pada
kita. Sukses bukanlah takdir, melainkan sebuah pilihan hidup
yang harus kita pilih agar kita bisa semangat dalam menjalankannya.Karena sukses
itu sendiri adalah sebuah perjalanan hidup yang berkesinambungan, yang selalu
kita harapkan lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud..Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta
: Balai Pustaka, 1996
Kartini
Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan .Jakarta:PT. Grafindo Persada. 1998
Lierberman.Education
as a Profesion.New Jersey : Prentice Hall. . 1987
Mondy
dan Noe, HumanResource Management, Massachusetts : Allyn & Bacon. ,
1991